Siak – Setelah enam bulan kursi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Siak kosong, Bupati Siak Afni Zulkifli akhirnya resmi melantik Mahadar sebagai Sekda definitif, Rabu (24/9) petang di Ruang Rapat Raja Indra Pahlawan, Kantor Bupati Siak.
Pelantikan Mahadar tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Siak Nomor 100.3.3.2/767/HK/KPTS/2025. Penetapan ini merupakan hasil akhir seleksi terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) yang berlangsung ketat melalui empat tahapan, yakni asesmen, penilaian makalah, rekam jejak, dan wawancara.
Dalam kompetisi tersebut, Mahadar berhasil mengungguli tiga pesaingnya. Dua di antaranya adalah alumni Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang dikenal sarat pengalaman birokrasi, serta satu kandidat lain yang juga putra asli Siak.
Kendati demikian, perjalanan Mahadar menuju kursi Sekda tak lepas dari bayang-bayang isu tak sedap.
Nama Mahadar sempat mencuat dan jadi perbincangan publik di negeri istana dalam pusaran dugaan korupsi yang kini sedang diselidiki Kejaksaan Negeri (Kejari) Siak.
Meski belum ada penetapan hukum terkait masuknya nama Mahadar dalam pusaran dugaan korupsi yang sedang ditangani Kejari Siak, isu ini menimbulkan perhatian banyak pihak terhadap keputusan Bupati Afni.
Bupati Siak Afni Zulkifli dalam sambutannya mengatakan bahwa jabatan Sekda adalah amanah besar yang menuntut loyalitas, keikhlasan, dan integritas tinggi.
“Selamat kepada Sekda Siak yang baru saja dilantik. Alhamdulillah, Siak akhirnya memiliki Sekda definitif setelah enam bulan. Ini merupakan amanah yang berat, apalagi kondisi Kabupaten Siak saat ini yang menuntut pengabdian yang tidak biasa,” ujar Afni.
Afni bilang, bahwa Sekda merupakan motor penggerak seluruh ASN di lingkungan Pemkab Siak. Menurut Afni, soliditas aparatur menjadi kunci dalam mengawal visi dan misi “Siak Hebat dan Bermartabat”.
“Saya yakin, dengan adanya Sekda baru dan komunikasi yang baik, InsyaAllah kita akan semakin baik. Tahun ini kita selesaikan seluruh tanggung jawab kita, lalu menyiapkan langkah mengejar ketertinggalan untuk tahun depan,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Afni juga mengingatkan soal tantangan defisit fiskal yang sedang menghantam keuangan daerah. Ia berharap Mahadar mampu membawa semangat dan strategi jitu untuk menata birokrasi agar lebih efisien.
Sementara itu, Mahadar sendiri seusai dilantik menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan. Ia berkomitmen menjadi penggerak birokrasi dan mendukung penuh kebijakan Bupati dan Wakil Bupati Siak, Syamsurizal.
“Alhamdulillah, atas kepercayaan ini saya berkomitmen mendukung, menjalankan, dan meningkatkan kinerja Pemkab Siak. Saya akan menjadi penggerak dalam merealisasikan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati. Semoga kita semua dapat bekerja sama mewujudkan Siak Hebat dan Bermartabat,” pungkasnya.
Meski demikian, publik menaruh harapan besar agar langkah Bupati Afni tidak menimbulkan polemik baru. Warga Negeri Istana berharap penunjukan Mahadar dapat membawa perbaikan nyata, bukan justru memperuncing krisis kepercayaan yang sudah ada akibat isu hukum yang menempel di nama besar Mahadar ini.
“Harapan kami sederhana saja, Sekda yang baru jangan sampai terseret masalah hukum. Bupati Afni harus bijak mengawasi bawahannya, karena masyarakat butuh kepemimpinan yang bersih dan fokus menyelesaikan masalah daerah, bukan menambah masalah,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat Siak yang enggan dicantumkan namanya.
Kini, perhatian warga negeri istana tertuju pada kinerja Mahadar di awal masa jabatannya. Tugas berat sudah menanti, mulai dari menata birokrasi yang kerap disorot tidak solid, mengatasi defisit anggaran, hingga mengembalikan kepercayaan publik terhadap pemerintah daerah.
Apakah Mahadar mampu menjawab keraguan publik dan mengikis isu yang membelit namanya, atau justru sebaliknya, menjadikan pelantikannya sebagai babak baru polemik di tubuh Pemkab Siak? Waktu yang akan menjawabnya.