Cita Rasa Mie dan Nasi Goreng Medan di Jalan Durian, Warga Pekanbaru Wajib Coba

Screenshot

PEKANBARU – Setiap malam, aroma harum mie goreng dan nasi goreng khas Medan menyebar dari emperan ruko di Jalan Durian, tepat sebelum lampu merah Brimob jika dari arah Jalan Pepaya.

Di sana, Wati (42), seorang wanita asal Stabat, Sumatera Utara, dengan setia membuka lapak sederhana untuk melayani pelanggan setianya.

Sejak dua tahun terakhir, Wati berjualan mulai pukul 19.00 hingga 23.00 WIB. Dengan menu andalan seperti Mie Goreng, Mie Tek-tek, dan Nasi Goreng Medan, ia berharap secercah rezeki untuk menghidupi keluarganya.

“Saya berjualan untuk membantu perekonomian rumah tangga. Dua anak saya sekarang sedang belajar di pondok pesantren, dan suami saya bekerja buruh serabutan,” tuturnya kepada awak media, Sabtu (26/4) malam.

Setiap malam, Wati bisa menghasilkan antara Rp200 ribu hingga Rp400 ribu, tergantung ramai tidaknya pembeli.

Meskipun begitu,  wanita 42 tahun itu mengaku tak pernah berkecil hati meski dagangannya terkadang sepi.

“Kalau ramai bisa dapat Rp400 ribu, kalau sepi sekitar Rp200 ribu. Tapi saya selalu bersyukur usai berdagang,” ungkap Wati dengan penuh rasa syukur.

Tak hanya sekadar membeli dan pergi, pelanggan juga bisa menikmati makanan langsung di tempat. Wati menyediakan beberapa meja dan kursi sederhana di depan ruko.

Namun begitu, ia mengatakan kebanyakan pembelinya lebih memilih membungkus dagangan yang ia suguhkan setiap malamnya.

“Rata-rata yang beli bawa mobil, mereka lebih suka bungkus. Tapi saya tetap siapkan tempat duduk buat yang mau makan di sini,” katanya.

Sosok wanita seperti Wati menjadi inspirasi bahwa semangat dan kesungguhan dalam mencari rezeki selalu membuahkan hasil.

Di tengah dingin dan gemerlap malam Kota Pekanbaru, aroma mie dan nasi goreng dari gerobak kecilnya menjadi saksi bisu perjuangan seorang ibu untuk keluarganya.

https://riauexpose.com/wp-content/uploads/2024/06/Merah-Ilustratif-Modern-Dirgahayu-Bhayangkara-Instagram-Story_20240629_090843_0000.png