Kondisi Jalan Lintas Riau-Sumbar yang Memgalami Perbaikan
PEKANBARU.– Penutupan total jalan lintas Riau-Sumatera Barat (Sumbar) sejak Minggu (1/12) di titik STA 29 KM 106-107, Desa Tanjung Alai, Kecamatan XIII Koto Kampar, kembali diberlakukan. Keputusan ini diambil setelah evaluasi bersama sejumlah pihak, termasuk Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Riau, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Riau, dan Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Riau.
Langkah tersebut diambil guna mempercepat proses perbaikan jalan baru yang dirancang sebagai jalur penghubung strategis antara dua provinsi.
Kepala BPJN Riau, Yohanes Tulak Todingrara, menjelaskan bahwa penutupan total ini dilakukan demi mengoptimalkan pengerjaan yang sebelumnya terhambat akibat sistem jam operasional.
“Kami mengalami kesulitan mengatur arus lalu lintas saat sistem jam operasional diberlakukan. Kemacetan yang terjadi tidak hanya mengganggu kelancaran lalu lintas tetapi juga menghambat distribusi material ke lokasi proyek,” jelas Yohanes.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Kampar AKP Vino Lestari, menegaskan bahwa langkah penutupan ini adalah pilihan terbaik demi keselamatan pengguna jalan.
“Kami memahami ini tidak nyaman bagi masyarakat, tetapi keselamatan menjadi prioritas utama. Kami memastikan percepatan perbaikan traise baru agar jalur ini bisa segera kembali digunakan,” ungkap AKP Vino.
Penutupan ini mulai diberlakukan sejak pagi hari dan akan terus berjalan hingga waktu yang belum bisa ditentukan.
Langkah penutupan total ini disambut dengan keprihatinan dan harapan dari masyarakat sekitar.
Yanti, seorang pedagang di Kecamatan XIII Koto Kampar, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap penurunan pendapatan akibat terhentinya arus lalu lintas.
“Sejak jalan ditutup, pembeli makin sepi. Tapi, kalau ini memang untuk kebaikan semua, kami hanya bisa berharap perbaikan cepat selesai,” ujarnya.
Di sisi lain, pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan jalur alternatif yang telah ditentukan, seperti melalui Lipat Kain, Kuansing, dan Kiliranjao.
Yohanes menambahkan, “Kami sudah menyediakan rambu-rambu penunjuk arah di jalur alternatif, dan berharap masyarakat mengikuti petunjuk demi kelancaran perjalanan mereka.”
Penutupan jalan lintas ini menjadi solusi dalam upaya meningkatkan kualitas infrastruktur di wilayah perbatasan Riau-Sumbar.