KAMPAR – Menjelajahi Kampar, Riau, adalah seperti membuka pintu ke dunia lain, di mana alam liar dan peninggalan sejarah menyatu dalam alam. Bayangkan saja kamu melintasi sungai jernih yang berkelok, ditemani suara air mengalir dan kicauan burung dari hutan hujan tropis yang mengelilingi.
Atau beranjak ke reruntuhan candi kuno, merasakan sisa-sisa kejayaan peradaban masa lalu. Semua keajaiban ini hadir di Kampar, siap menyambut pelancong yang mencari pengalaman berbeda di tanah Riau.
Provinsi Riau menawarkan beragam destinasi wisata alam yang tersebar di 12 kabupaten/kota, namun Kampar menjadi salah satu primadona dengan lanskap alam dan situs budayanya. Dari Bangkinang hingga Kampar Kiri Hulu, terdapat banyak pilihan wisata alam, salah satunya Danau PLTA Koto Panjang di Kecamatan XIII Koto Kampar. Di sini, lanskap perbukitan menjadi latar indah yang memikat mata, terutama di destinasi populer, Henferd Land, yang terletak di Desa Binamang.
Henferd Land, awalnya kawasan perkebunan kelapa sawit, kini disulap menjadi objek wisata eksotis. Danau luas dengan pulau-pulau kecil menambah daya tarik bagi wisatawan yang menyukai fotografi dan relaksasi.
Tempat ini menawarkan wahana air seperti perahu dayung dan speedboat untuk menikmati keindahan danau dari dekat. Jarak tempuhnya hanya dua jam dari Pekanbaru, dengan akses melalui jalan tol Pekanbaru-XIII Koto Kampar.
“Henferd Land sangat cocok untuk menghilangkan penat dari kehidupan kota,” ucap Abdurauf Kahfi, wisatawan asal Sumatera Utara.
Kahfi mengaku terpukau dengan kawasan wisata yang juga menyediakan area berkemah, memberikan pengalaman berbeda bagi pengunjung yang ingin bermalam di tengah alam.
“Malam hari, suara gemericik air dan kicau burung menciptakan suasana unik,” tambahnya.
Dengan tiket masuk hanya Rp10 ribu per orang dan biaya tambahan untuk berkemah dan wahana air, Henferd Land menjadi pilihan wisata terjangkau. Namun, keindahan Kampar tak hanya sampai di sini.
Sekitar 11 kilometer dari Henferd Land, wisatawan dapat mengunjungi Candi Muara Takus, kompleks candi Buddha yang diyakini berasal dari masa Kerajaan Sriwijaya, di Desa Muara Takus.
Kompleks Candi Muara Takus, yang terdiri dari Candi Tua, Candi Bungsu, Mahligai, dan Palangka, menyimpan nilai sejarah yang tinggi dan simbol keberagaman budaya di Nusantara.
“Destinasi ini sangat cocok untuk rekreasi keluarga,” ujar Doni Chandra, wisatawan asal Pekanbaru.
Ia mengaku senang bisa mengenalkan sejarah pada anak-anaknya sekaligus menikmati keindahan alam sekitar yang teduh.
Wisatawan dapat mengunjungi Candi Muara Takus setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WIB dengan tiket masuk seharga Rp5.000 hingga Rp15.000. Setelah menikmati sejarah dan budaya, pelancong dapat melanjutkan perjalanan sekitar 6 kilometer dari candi menuju objek wisata Sungai Kopu di Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu.
Sungai Kopu, yang dikenal dengan arus derasnya, menawarkan pengalaman arung jeram yang menantang dan seru bagi para pengunjung. Dikelilingi hutan tropis yang rimbun dan tebing batu, sungai ini membawa pelancong ke petualangan alam yang mendalam. Pada 2021, Sungai Kopu mendapat penghargaan Juara II di Anugerah Pesona Indonesia (API) Award, menambah daya tarik destinasi ini.
Pengunjung yang ingin menikmati arung jeram dapat melakukan pemesanan melalui situs Kopurafting.com atau akun Instagram resmi @wisata_kopu_rafting. Tersedia berbagai paket wisata dengan harga terjangkau, mulai dari Rp600 ribuan hingga Rp1,5 juta, termasuk pemandu dan peralatan keselamatan.
Kampar menawarkan perpaduan unik antara wisata alam dan sejarah yang mengesankan. Selain memberi pengalaman petualangan, kegiatan wisata ini juga mendukung ekonomi lokal dengan melibatkan masyarakat setempat dalam pengelolaan, yang menjadikan perjalanan ke Kampar tidak hanya menyenangkan tetapi juga bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat setempat.