Siak  

Kurangnya Perhatian Terhadap Jembatan TASL Siak Disesalkan Warga, Dinas Terkait Dinilai Lalai

Kondisi Jembatan TASL yang terabaikan oleh Dinas terkait

Siak – Kondisi Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah (TASL), ikon kebanggaan Kabupaten Siak, kini mulai memprihatinkan.

Pagar besi pembatas pejalan kaki di jembatan tersebut banyak yang lepas dari tiang penyangganya, dan beberapa batang besi bahkan dilaporkan hilang.

Selain itu, cat trotoar yang memudar dan lampu penerangan yang banyak padam semakin memperburuk tampilan jembatan yang menjadi simbol kebanggaan masyarakat Siak tersebut.

Padahal, pemeliharaan dan perawatan Jembatan TASL setiap tahunnya telah dianggarkan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PU Tarukim) Siak.

Kendati demikian, tahun ini pemeliharaan tersebut dinilai sangat minim dan nyaris tidak terlihat, hal itu tentu saja memunculkan kekecewaan dari warga.

Masyarakat siak menilai instansi terkait lalai dalam merawat infrastruktur yang menjadi aset vital dan kebanggaan daerah tersebut.

“Biasanya, mendekati Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Siak, instansi terkait mulai melakukan perawatan jembatan. Yang catnya memudar diperbaiki, lampu yang mati diganti. Namun tahun ini hampir tidak ada perawatan sama sekali,” ungkap Ujang, warga Dayun, kepada riauexpose.com Minggu (29/9/2024).

Ujang juga bilang, sebagai warga Siak dirinya sangat menyayangkan kondisi ini, mengingat pemeliharaan jembatan setiap tahunnya sudah dianggarkan, namun hasilnya tidak terlihat.

Ujang menilai bahwa pemeliharaan infrastruktur seperti Jembatan TASL adalah hal yang penting agar bangunan tersebut bisa bertahan lebih lama.

“Jembatan ini adalah kebanggaan kita warga Siak. Pemeliharaan itu penting supaya bangunan jembatan bisa awet dan terus menjadi ikon Siak. Kalau tidak dirawat, kita yang rugi sendiri,” tambahnya dengan nada kecewa.

Hal senada juga disampaikan oleh Rismanto, warga Siak lainnya, yang menyayangkan kurangnya perhatian dari instansi terkait.

“Pemeliharaan rutin seperti ini seharusnya menjadi prioritas. Apalagi ini jembatan ikon Siak, simbol daerah kita. Jangan kan bicara soal membangun jembatan baru, merawat yang ada saja terasa seperti diabaikan,” ujar Rismanto.

Menurutnya, perawatan ini tidak hanya soal estetika, tetapi juga menyangkut keselamatan pengguna jalan.

Rismanto juga menyoroti hilangnya beberapa bagian pagar besi pembatas pejalan kaki di sepanjang jembatan, yang bisa membahayakan pejalan kaki, terutama pada malam hari.

“Mungkin karena mur pengikatnya sudah lepas, tapi seharusnya ini segera diperbaiki. Kalau dibiarkan terus, bisa berbahaya bagi pejalan kaki, terlebih lampu penerangan juga banyak yang padam,” jelasnya.

Kekecewaan warga semakin kuat karena perawatan yang dilakukan selama ini dinilai tidak optimal. Mereka berharap dinas terkait segera mengambil tindakan untuk memperbaiki kondisi jembatan.

“Jangan tunggu sampai ada kerusakan yang lebih parah atau terjadi insiden. Seharusnya instansi terkait lebih tanggap terhadap aset-aset penting seperti ini,” kata Ujang menambahkan.

Ujang berharap, Pemkab Siak bisa kembali menunjukkan komitmennya dalam merawat ikon daerah yang sudah menjadi kebanggaan bersama.

“Jembatan ini bukan hanya sekedar infrastruktur, tapi juga simbol yang mencerminkan bagaimana pemerintah menjaga dan merawat aset daerah. Kita semua tentu berharap, jembatan ini terus bisa menjadi kebanggaan Siak,” pungkasnya menyudahi.

Meskipun jembatan ini setiap tahunnya telah dianggarkan untuk pemeliharaan, namun kelalaian dalam pelaksanaannya membuat warga meragukan keseriusan dinas terkait.

Masyarakat berharap agar perhatian yang lebih serius diberikan, tidak hanya demi estetika, tetapi juga untuk keselamatan dan kelangsungan jembatan sebagai bagian dari sejarah dan identitas Kabupaten Siak.

https://riauexpose.com/wp-content/uploads/2024/06/Merah-Ilustratif-Modern-Dirgahayu-Bhayangkara-Instagram-Story_20240629_090843_0000.png