Suasana pengajian akbar di Kampung Seminai, Kecamatan Kerinci Kanan, Siak,Riau.
Siak – Bupati Siak, Alfedri, kembali menunjukkan komitmennya dalam menjalankan tugas kepemimpinan dan pelayanan kepada masyarakat, meski di tengah padatnya agenda.
Saat menghadiri pengajian akbar di Kampung Seminai, Kecamatan Kerinci Kanan, Minggu lalu, Bupati Alfedri sempat keliru dalam membacakan sila keempat Pancasila. Kesalahan ini segera diluruskan oleh jemaah yang hadir.
Dalam pengajian yang diisi oleh Gus Muafiq tersebut, Alfedri mulanya dengan lancar membacakan Pancasila hingga sila ketiga.
Namun saat tiba di sila keempat, beliau sempat keliru menyebutkan, “Permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan,” sebelum akhirnya dibenarkan oleh jemaah yang hadir dengan mengoreksi kalimat “Kerakyatan.”
Setelah diluruskan, Bupati Alfedri kembali mengulang bacaan namun belum sepenuhnya tepat.
Video kejadian ini pun tersebar di media sosial, memperlihatkan kebersamaan antara Alfedri dan masyarakat yang tetap saling mendukung dan mengoreksi dengan penuh rasa kekeluargaan.
Kepala Dinas Kominfo Siak, Romi Lesmana, turut memberikan klarifikasi terkait hal tersebut.
Menurut Romi, kejadian semacam ini merupakan hal wajar dan bisa terjadi pada siapa saja, terutama bagi pejabat seperti Bupati Alfedri yang sering kali dihadapkan dengan berbagai tugas pemerintahan yang sangat padat.
“Iya benar, peristiwa itu terjadi di Kecamatan Kerinci Kanan. Pak bupati bukan tidak hafal, tetapi karena mungkin agenda yang begitu padat membuat hal-hal seperti ini bisa saja terjadi. Kita manusia biasa,” ungkap Romi dengan bijaksana.
Romi menambahkan, bahwa apa yang dilakukan Bupati Alfedri dengan tetap menghadiri acara pengajian di tengah kesibukannya adalah wujud nyata dari kedekatan beliau dengan masyarakat Siak.
“Sikap Pak Bupati yang selalu berusaha hadir di tengah masyarakat, meskipun dengan jadwal yang padat, adalah bukti nyata bahwa beliau ingin terus bersama dan dekat dengan rakyatnya,” lanjut Romi.
Peristiwa ini pun dipandang sebagai pengingat bahwa setiap individu, termasuk pemimpin daerah sekalipun, adalah manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan.
Meskipun begitu, dengan sikap saling mengoreksi dan memperbaiki, nilai-nilai Pancasila tetap terjaga dalam suasana yang penuh keakraban.