Potret Lubang Kelam di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau
KAMPAR.-~ Lubang Kelam, sebuah terowongan yang terletak di Jalan Lintas Sumbar-Riau, tepatnya di Desa Merangin, Kabupaten Kampar, Riau, menyimpan cerita misteri dan sejarah kelam yang telah menggetarkan penduduk lokal selama puluhan tahun.
Terowongan ini dibangun pada era 1990-an, namun pesonanya tak hanya terletak pada arsitektur atau fungsinya, melainkan juga kisah-kisah seram yang menyelimutinya.
Pada awal pembangunannya, Lubang Kelam dirancang sebagai bagian dari proyek infrastruktur strategis untuk menghubungkan dua provinsi yaitu, Sumatera Barat dan Riau.
Proyek ini diharapkan dapat mempermudah arus transportasi barang dan orang. Namun, tak lama setelah konstruksinya dimulai, berbagai insiden aneh dan kematian misterius mulai terjadi di sekitar lokasi.
Penduduk setempat percaya bahwa Lubang Kelam dibangun di atas area yang angker dan dihuni oleh makhluk halus. Selama proses pengerjaan, beberapa pekerja dilaporkan hilang tanpa jejak, sementara lainnya mengaku melihat penampakan makhluk tak kasat mata di sekitar terowongan. Desas-desus ini segera menyebar luas dan menambah aura mistis yang menyelimuti terowongan tersebut.
Pada puncak pembangunan di pertengahan 1990-an, kecelakaan fatal terjadi. Sebuah longsoran tanah besar menimpa beberapa pekerja yang sedang berada di dalam terowongan, menewaskan sejumlah orang.
Kematian ini memunculkan spekulasi bahwa terowongan tersebut dikutuk, dan banyak yang mulai menyebutnya sebagai Terowongan Maut.
Tragedi demi tragedi terus terjadi hingga proyek ini hampir dihentikan sepenuhnya. Namun, karena pentingnya rute ini bagi perekonomian wilayah, pemerintah memutuskan untuk melanjutkan pembangunan meski dihantui ketakutan dan cerita mistis yang terus berkembang.
Pada tahun 1996, Lubang Kelam akhirnya selesai dibangun. Meskipun demikian, rasa takut dan cerita-cerita seram tetap hidup di benak masyarakat setempat.
Mereka meyakini bahwa terowongan ini masih dihuni oleh arwah-arwah para pekerja yang tewas selama pembangunan.
Terowongan ini terus digunakan sebagai jalur penghubung penting antara Riau dan Sumatera Barat. Namun, tak sedikit pengemudi yang melintasinya mengalami peristiwa ganjil, mulai dari mesin kendaraan yang mendadak mati hingga suara-suara aneh yang terdengar di dalam terowongan, meski tak ada siapa pun di sekitarnya.
Salah satu kisah yang paling terkenal saat seorang sopir truk yang melintas pada malam hari dan mengaku melihat sosok perempuan berpakaian putih berdiri di tengah terowongan.
Ketika dia mencoba menghindar, truknya tiba-tiba tergelincir dan hampir jatuh ke jurang. Untungnya, dia selamat, namun pengalaman tersebut meninggalkan trauma mendalam.
Cerita-cerita mistis seperti ini semakin memperkuat reputasi Lubang Kelam sebagai terowongan yang menyeramkan. Banyak orang yang memilih untuk tidak melintasinya di malam hari, sementara yang lain selalu berdoa atau memasang jimat sebelum memulai perjalanan melewati terowongan tersebut.
Selain kisah mistis, Lubang Kelam juga menjadi saksi bisu berbagai peristiwa kriminal. Beberapa tahun setelah dibuka, terowongan ini sempat digunakan oleh sekelompok perampok untuk menyergap pengemudi yang melintas.
Mereka memanfaatkan suasana gelap dan jarang dilalui kendaraan untuk melancarkan aksi.
Perampokan di Lubang Kelam mencapai puncaknya pada tahun 2002, ketika beberapa korban mengalami luka serius bahkan tewas akibat perlawanan dari kawanan penjahat.
Insiden ini memaksa pihak berwenang untuk meningkatkan pengamanan di sepanjang jalur lintas ini, termasuk dengan menempatkan pos pengawasan di sekitar terowongan.
Meski demikian, bayangan kelam dari terowongan ini tidak mudah hilang. Banyak penduduk lokal yang masih enggan melintasi Lubang Kelam, terutama di malam hari, karena takut akan cerita-cerita mistis dan sejarah kelamnya.
Seiring berjalannya waktu, Lubang Kelam mulai memasuki babak baru pada era 2020-an. Perkembangan teknologi dan infrastruktur di kawasan ini membuat terowongan ini lebih modern, dengan penerangan yang lebih baik dan pengawasan yang lebih ketat.
Namun, bahkan dengan segala perbaikan tersebut, mitos dan cerita-cerita horor tentang Lubang Kelam tetap bertahan. Penduduk setempat masih mempercayai bahwa terowongan ini tidak hanya menyimpan sejarah infrastruktur, tetapi juga dunia gaib yang tak terjelaskan.
Pada tahun 2020, terowongan ini kembali menjadi sorotan setelah seorang pengemudi bus melaporkan adanya “gangguan aneh” saat melintas. Menurut pengakuannya, tiba-tiba saja sistem elektronik di dalam bus mati total, dan para penumpang mendengar suara tangisan anak kecil meski tak ada anak-anak di dalam bus.
Insiden ini tentu saja membuat banyak orang bertanya-tanya apakah terowongan ini benar-benar dihuni oleh makhluk halus atau hanya kebetulan teknis belaka.
Namun, bagi sebagian orang, pengalaman tersebut hanya menguatkan keyakinan bahwa Lubang Kelam tetap menjadi tempat yang menyeramkan.
Sejarawan lokal menyebut bahwa sebelum terowongan ini dibangun, daerah sekitar Desa Merangin memang sudah dikenal sebagai area yang angker. Pada masa penjajahan Belanda, daerah ini kerap digunakan sebagai tempat pembuangan mayat para pejuang yang tewas dalam pertempuran.
Kepercayaan akan adanya penghuni gaib di Lubang Kelam semakin diperkuat oleh penemuan beberapa tulang manusia saat penggalian tanah untuk pembangunan terowongan.
Penemuan ini memunculkan spekulasi bahwa terowongan tersebut berdiri di atas bekas kuburan massal.
Beberapa paranormal bahkan pernah melakukan investigasi di terowongan ini, dengan hasil yang beragam. Ada yang mengklaim merasakan kehadiran energi negatif, sementara yang lain tidak menemukan bukti apapun tentang aktivitas supranatural di dalam terowongan.
Selain misteri mistis, Lubang Kelam juga menyimpan nilai sejarah penting. Terowongan ini menjadi salah satu simbol perjuangan pemerintah dalam menghubungkan wilayah-wilayah terpencil di Sumatera.
Meskipun diliputi kisah kelam, terowongan ini memainkan peran besar dalam mempercepat mobilitas dan perdagangan antar provinsi kala itu.