Pelalawan -Desas-desus bahwa Zukri akan dengan mudah memenangkan Pilkada 2024 di Pelalawan tampaknya mulai diragukan.
Pemilihan Husni Tamrin sebagai pendamping Zukri malah membawa efek yang berlawanan, khususnya di wilayah Pelalawan Selatan.
Tokoh-tokoh di wilayah tersebut mulai beralih mendukung Nasarudin, yang memiliki ikatan sejarah lebih kuat dengan daerah tersebut.
“Ambo inyo yo la ambo pilih, (Nasarudin, Red) inyo uang awak siko,” ungkap salah satu pedagang di Kecamatan Bandar Petalangan saat berbincang dengan penulis.
Pernyataan ini mencerminkan perubahan sentimen di lapangan, di mana dukungan yang semula mengalir deras untuk Zukri kini mulai mengarah ke Nasarudin.
Seorang tokoh masyarakat lainnya, yang namanya sengaja tidak ditampilkan dalam tulisan ini, juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap pilihan Zukri.
“Blunder Zukri, tak diogoanyo uang kito, masak iyo sebanyak tokoh kito malah milih HT, bisa-bisa Nasar ko monang,” ujarnya sambil menyesap teh telur di kedai kopi tempat kami berbincang.
“Saya hanya mengangguk, bukan sebagai tanda setuju, melainkan mencoba mencerna sejauh mana pengaruh Tamrin dalam menggenjot suara di wilayah Selatan,” ungkap tokoh masyarakat itu.
Husni Tamrin, sosok yang pernah menjadi anggota DPRD Pelalawan dan Provinsi Riau ini, memang memiliki nama besar. Dalam Pileg 2024, ia memperoleh suara terbanyak untuk partai NasDem di dapil Riau II.
Meskipun begitu, dari perolehan suaranya tinggi, NasDem tidak mendapatkan kursi karena kalah dari PAN yang menempati posisi keenam, sehingga Tamrin gagal melaju ke Senayan.
Namun, pertarungan kali ini tentu berbeda. Ini adalah duel head-to-head, alias satu lawan satu, di mana peluang menang dan kalah sama besar.
Hingga kini, Husni Tamrin hanya dikenal kuat di Sorek Satu, tempat kelahirannya. Sementara di kecamatan lain di Pelalawan Selatan, menurut pandangan penulis, sosoknya belum cukup kuat mengakar. Dukungan masyarakat setempat masih diragukan mengalir sepenuhnya kepada Tamrin.
Duo Kerinci juga diprediksi akan mempengaruhi hasil. Baik Zukri maupun Husni Tamrin adalah warga Kecamatan Pangkalan Kerinci, yang otomatis berbagi basis dukungan. Sementara itu, Nasarudin memilih Abu Bakar, juga dari Pangkalan Kerinci, sebagai pendamping, untuk memutus dominasi Zukri-Tamrin di daerah tersebut.
Pertarungan ini bukan hanya tentang dua nama besar, tetapi juga tentang strategi yang cerdas. Strategi Nasarudin menggandeng Abu Bakar adalah langkah taktis untuk memecah dominasi Zukri-Tamrin di Pangkalan Kerinci. Apakah strategi ini akan berhasil? Hanya waktu yang akan menjawab. Namun, hingga saat ini, dukungan terhadap Nasarudin di wilayah Pelalawan Selatan tampak semakin menguat.
Tulisan ini bukan untuk menjelekkan HT, melainkan berdasarkan pengamatan dan analisa penulis setelah pengumuman pasangan calon. Pada akhirnya, keputusan ada di tangan pemilih (Rakyat: Pemilik kedaulatan tertinggi di negara Demokrasi). Karena dalam memilih, faktor cinta sering kali menjadi pertimbangan utama, meskipun terkadang berujung pada penyesalan di kemudian hari. “Menyosal ambo nyucuk e dolu,” keluh mereka yang keliru memilih, saat penyesalan datang terlambat.
Memilih pemimpin adalah tugas berat yang memerlukan pertimbangan matang. Setiap keputusan yang diambil akan berdampak pada masa depan daerah tersebut. Oleh karena itu, bijaklah dalam memilih, karena suara Anda menentukan arah perubahan.***
Tulisan Opini : Moman Docok.