JAKARTA – Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menyampaikan terdapat upaya yang bisa dilakukan dalam menekan konflik antara manusia dan satwa.
Alue Dohong mengungkapkan, meskipun Indonesia sudah berhasil melakukan upaya dalam konservasi keanekaragaman hayati, namun masih ada tantangan lain yang dihadapi, salah satunya adalah fragmentasi habitat para satwa.
Wamen KLHK ini menuturkan, ia sering melihat kejadian konflik satwa dan manusia. Sehingga menurutnya, konflik tersebut akan terus terjadi jika fragmentasi habitat itu terjadi.
“Saya sering melihat kejadian konflik satwa dengan manusia itu akan terus terjadi kalau kondisi fragmentasi habitat itu terjadi dan kawasan-kawasan konservasi ini terisolasi sendiri tanpa ada connected corridors-nya,” katanya dalam kegiatan Pekan Keanekaragaman Hayati 2024 yang disiarkan melalui YouTube Kementerian LHK, Rabu (15/5/24).
Alue Dohong menginginkan supaya wilayah konservasi di Indonesia yang memiliki kondisi habitat terfragmentasi atau terpisah-pisah satu dengan lainnya untuk dapat memiliki koridor penghubung antarhabitat.
Sehingga jelasnya, ke depan daerah yang sering terjadi konflik ini harus dapat melakukan semacam pemaksaan membangun koneksi antara kawasan konservasi.
Seperti membangun koridor-koridor yang menghubungkan kawasan konservasi yang terisolasi. Kemudian, memastikan keleluasaan penjelajahan satwa liar dan memperkecil interaksi dengan manusia yang dapat berujung kepada konflik.
“Hanya dengan cara itu kita bisa menekan adanya atau menimalkan konflik manusia dan hewan. Kalau kita jaga dengan model sekarang saya yakin dan percaya konflik akan terus terjadi,” ungkapnya.
Wamen LHK tersebut menambah, faktor kualitas ekosistem untuk satwa itu sangat penting. Karena kalau pakannya tidak tersedia, maka satwa akan lari keluar dan akan berinteraksi dengan manusia.
“Jadi penting kita lakukan ini. Tantangan harus kita hadapi dengan optimis dengan kerja kerja yang strategis, dengan melalukan kegiatan dan contoh,” tutupnya.
