BALI- Wanita asal Bogor, Jawa Barat inisial RA tewas secara sadis dengan leher patah dan tubuh bersimbah darah di Bali. Wanita itu meregang nyawa setelah tiga hari menjajakan diri sebagai pekerja seks komersial (PSK) di Pulau Dewata.
Wanita 23 tahun yang lahir pda 15 April 2001 silam itu tewas dibunuh oleh pelanggannya bernama Amrin Al Rasyid Pane di sebuah kos di kawasan Kuta, Badung, Bali, pada Jumat (3/5/2024).
Sebelumnya, RA mengenal Amrin yang menggunakan jasanya lewat sistem open BO (booking out) melalui aplikasi Michat.
“Dia (RA) datang ke Bali untuk bekerja bersama kedua temannya,” kata Kasi Humas Polresta Denpasar I Ketut Sukadi, Senin (6/5/2024). Seperti dikutip dari detikbali.com.
Selain bekerja, RA kabarnya datang ke Bali untuk menjauh dari mantan suaminya. Berdasarkan informasi yang dihimpun, RA tiba di Bali pada 1 Mei lalu.
Setibanya di Bali, wanita 23 tahun itu tinggal di kos-kosan temannya di wilayah Pemogan, Denpasar, Bali.
Mayat wanita itu dimasukkan ke koper
bercak darah berceceran setelah RA tewas dibunuh secara sadis oleh pelanggannya di sebuah kos di Kuta. Amrin Al Rasyid Pane yang menghabisi nyawa RA lantas memasukkan mayat cewek MiChat itu ke dalam koper.
“Saat dimasukkan koper, leher korban dipatahkan sehingga muat,” ungkap Kapolresta Denpasar Kombes Wisnu Prabowo saat konferensi pers di Mapolsek Kuta, Sabtu (4/5/2024).
“Karena badannya si korban kecil mungil, jadi memang dimuat-muatkan (masuk ke dalam koper),” sambungnya.
Pembunuhan sadis itu terjadi setelah Amrin berhubungan badan dengan RA di sebuah kos di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, pada Jumat dini hari. Pria berusia 21 tahun itu lantas membuang koper berisi mayat RA ke semak-semak.
Setelah membuang koper berisi mayat korban, Amrin kembali ke kosnya. Namun, karena melihat banyak polisi, dia bersembunyi ke kos kakaknya di Kuta.
Atas saran kakaknya, Amrin akhirnya menyerahkan diri ke polisi dengan baju penuh bercak darah. “Saat menyerahkan diri masih (bercak darah).Motornya ada di sana dekat kos, kami ambil masih ada darah juga,” kata Kapolsek Kuta AKP I Ketut Agus Pasek Sudiana saat konferensi pers di Mapolsek Kuta, Sabtu.
Pembunuhan sadis ini bermula saat Amrin memesan wanita open BO via MiChat. Amrin dan RA kemudian sepakat untuk bertemu di kos Amrin.
Seusai berhubungan badan, RA tiba-tiba menaikkan tarif dan meminta Amrin membayar Rp 1 juta. Amrin pun kaget dan tidak mau membayar lebih lantaran telah menyepakati tarif Rp 500 ribu untuk sekali kencan. RA yang mendesak meminta bayaran lebih, mengancam pelaku dengan memanggil teman-temannya.
“Setelah melakukan hubungan badan dengan korban, korban meminta kenaikan menjadi Rp 1 juta,” kata Wisnu.
Salah satu penghuni kos, Putu Agus Arya (19), ternyata sempat mendengar teriakan dan melihat bercak darah setelah Amrin membunuh RA. Kepada polisi, Arya mengaku mendengar suara teriakan perempuan dari kamar kos di lantai II sekitar pukul 02.30 Wita.
Setelah mendengar teriakan itu, Arya keluar dan melihat Amrin turun tergesa-gesa membawa koper besar warna hitam. Arya juga melihat pakaian Amrin penuh bercak darah. Sembari tergopoh-gopoh menyeret koper, Amrin bergegas menunggangi motor Beat berpelat nomor DK 2909 FR dan pergi meninggalkan kos.
Arya lantas memperhatikan banyak bercak darah pada tangga, lantai atas, dan tempat parkiran kos tersebut. Ia lantas membangunkan rekannya Made Dwi Artha (23) dan Gede Suka Dana (18) untuk memeriksa kamar yang ditempati pelaku di lantai II.
Betapa kagetnya mereka ketika mendapati kamar kos tersebut dalam kondisi berantakan dan dipenuhi bercak darah. Mereka kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi.